Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sumarno: PGRI Mitra Strategis, Pendidikan Kunci Menuju Indonesia Emas

Semarang – Sabtu, 12 April 2025 Balairung Universitas PGRI Semarang menjadi tempat berlangsungnya acara Halalbihalal 1446 H PGRI Provinsi Jawa Tengah yang mengusung tema “Menguatkan Silaturahmi, Meneguhkan Harmoni”. Dalam acara yang penuh kehangatan ini, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, S.E., M.M., hadir mewakili Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.

Mengawali sambutannya dengan rendah hati, Sumarno menyampaikan rasa terima kasih dan permohonan maaf dari Gubernur yang berhalangan hadir karena tugas ke Jakarta. “Mudah-mudahan tidak mengurangi rasa hormat beliau kepada panjenengan semua,” ujarnya.

Sumarno, yang lahir di Boyolali pada 14 Mei 1970, menyampaikan penghormatan mendalam kepada para guru dan pengurus PGRI. Dalam gaya tutur yang akrab dan merakyat, ia menyampaikan kisah pribadi saat masih duduk di bangku sekolah. Ia mengenang seorang guru matematika bernama Bu Putri yang dikenal tegas, namun justru memberi dorongan besar baginya untuk belajar lebih giat.

"Dulu saya sering dicubit Bu Putri karena tidak bisa menjawab di depan kelas. Tapi dari situ saya sadar, itu tanda sayang. Saya jadi belajar lebih giat agar tidak dipanggil ke depan," kenangnya yang disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.

Pendidikan Butuh Dukungan Bersama

Dalam kesempatan tersebut, Sumarno menegaskan pentingnya peran guru sebagai pendidik anak bangsa. “Semua dari kita pasti pernah menerima jasa dari guru. Maka, kemajuan bangsa tak bisa lepas dari pendidikan,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa menuju Indonesia Emas 2045, ada dua tantangan besar yang harus diselesaikan bersama: menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan menciptakan lapangan kerja. “Kalau tidak hati-hati, bonus demografi justru bisa jadi beban, bukan anugerah,” katanya.

Komitmen Selesaikan Masalah Guru Honorer dan Akses Pendidikan

Menanggapi berbagai aspirasi yang disampaikan Ketua Umum PB PGRI dan Ketua PGRI Jateng, Sumarno menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi berkomitmen menyelesaikan persoalan guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT) yang sempat masuk tanpa proses seleksi.

"Kami akui ini masalahnya tidak mudah. Dulu banyak yang masuk tanpa seleksi atau formasi linier. Tapi sekarang, untuk menyelesaikannya, kita harus berpedoman pada jumlah jam mengajar, linearitas, dan formasi,” jelasnya.

Ia juga menyoroti rendahnya angka partisipasi pendidikan di beberapa daerah, seperti Pemalang. Oleh karena itu, Pemprov mendorong kolaborasi antarsektor agar bersama-sama turun ke desa.

"Permasalahan pendidikan, kemiskinan, anak putus sekolah, stunting—semuanya ada di desa. Maka pendekatannya harus kolaboratif. Kita tidak bisa lagi bekerja parsial,” tegasnya.

Nilai Ramadan dan Integritas Pejabat Publik

Di akhir pidato, Sumarno memberikan refleksi spiritual pasca-Ramadan. Ia menekankan pentingnya kejujuran dan integritas, baik dalam kehidupan pribadi maupun sebagai aparatur pemerintahan.

“Puasa itu melatih kita untuk jujur. Kita tidak makan yang halal saja saat puasa, apalagi yang haram. Itu pelajaran besar: jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut kita yang bukan hak kita,” tuturnya dengan nada dalam.

Ia juga mengajak para guru untuk tetap menjaga semangat Ramadan dengan menjalankan puasa enam hari di bulan Syawal. “Eman-eman, hanya enam hari, tapi pahalanya setahun penuh,” ajaknya.

Apresiasi untuk PGRI Jawa Tengah

Sumarno menutup sambutannya dengan apresiasi kepada PGRI Jawa Tengah yang dinilainya sebagai organisasi mandiri dan kontributif dalam pembangunan pendidikan.

"Kami mengapresiasi PGRI Jawa Tengah sebagai organisasi besar yang mampu menyelenggarakan pendidikan dengan baik dan mandiri. Terima kasih atas kontribusinya,” pungkasnya.

Acara kemudian ditutup dengan kebersamaan dan semangat kolaboratif seluruh komponen pendidikan di Jawa Tengah. PGRI, dengan semangat solidaritasnya, terus meneguhkan peran strategisnya dalam membangun bangsa melalui pendidikan. 

Posting Komentar

0 Komentar