Jakarta, 15 April 2025 — Dalam suasana Syawal yang penuh kehangatan, Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) menggelar Halalbihalal Keluarga Besar di Gedung Guru Indonesia, Jakarta, Selasa (15/4). Acara ini menjadi momentum silaturahmi nasional yang menyatukan para pengurus, mitra strategis, dan tokoh pendidikan dari berbagai penjuru tanah air, baik secara langsung maupun daring.
Dengan mengusung tema “Merajut Ukhuwah dan Saling Berbagi, Wujudkan Guru Tangguh Menuju Indonesia Emas”, Ketua Umum PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan refleksi nilai budaya dan spiritual yang melekat dalam tradisi bangsa, sekaligus wujud komitmen PGRI sebagai mitra strategis pemerintah.
“Melalui guru yang tangguh, kita akan lebih mudah mewujudkan Indonesia Emas. Halalbihalal ini bukan hanya tradisi, melainkan ruang konsolidasi nilai-nilai kebangsaan dan solidaritas guru dari Sabang sampai Merauke,” ujar Prof. Unifah dalam sambutannya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Dr. Abdul Mufti, para pejabat dari Direktorat Jenderal GTK, tokoh senior pendidikan seperti Prof. Wardiman Djojonegoro (Mendikbud 1993–1998), Direktur Regional Education International Asia Pasifik Mr. Anan Sings, serta para pengurus PGRI dari seluruh provinsi, kabupaten, dan kota.
Prof. Unifah juga menyampaikan dukungan penuh PGRI terhadap kebijakan pengembalian penjurusan IPA/IPS di jenjang SMA. Ia menegaskan bahwa dukungan tersebut didasarkan pada data riset dan suara guru di lapangan.
“Ini bukan soal nostalgia. Justru kami memiliki kajian dan analisis akademik yang mendalam. Guru merasa lebih siap, distribusi guru lebih merata, dan siswa terbantu dalam orientasi akademik mereka,” katanya disambut tepuk tangan hadirin.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Unifah juga menyampaikan aspirasi besar komunitas guru kepada pemerintah, khususnya dalam proses revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Ia meminta agar tunjangan profesi guru tetap dipertahankan sebagai bentuk perlindungan dan penghargaan terhadap profesi pendidik.
“Kami titip kepada Bapak Menteri, jangan hapus tunjangan profesi guru dan dosen dalam revisi UU Sisdiknas. Ini perjuangan kami untuk profesionalisme dan kesejahteraan guru,” tegasnya.
Acara ini juga menjadi pengingat sejarah berdirinya Gedung Guru Indonesia yang dibangun pada tahun 1986 dan kini menjadi simbol perjuangan guru di Indonesia. Gedung ini tidak hanya difungsikan sebagai kantor, tetapi juga menjadi pusat pelatihan dan penginapan bagi guru dari berbagai daerah.
Pada puncak acara, tausiah kebangsaan disampaikan oleh Ustaz Ariginanjar yang memberikan semangat spiritual dan motivasi kepada para guru untuk terus menebar manfaat di tengah dinamika zaman. Ustaz Arig dikenal sebagai sosok yang dekat dengan PGRI dan selalu hadir tanpa pamrih ketika diminta memberikan pencerahan.
Halalbihalal PB PGRI 2025 juga menjadi ajang penyampaian rencana besar Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Regional Education International Asia Pasifik yang akan dihadiri delegasi dari 35 negara. PB PGRI mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menyukseskan perhelatan pendidikan berskala internasional tersebut.
Acara ditutup dengan pekik semangat: “Hidup Guru! Hidup PGRI! Hidup Solidaritas! Siapa kita? Indonesia!”
Semangat dan solidaritas yang terpancar dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa guru Indonesia siap menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi emas dan menjaga keutuhan NKRI melalui pendidikan.
0 Komentar