Semarang, 17 April 2025 — Suasana khidmat menyelimuti Auditorium Pusat Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) saat prosesi pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Senowarsito, M.Pd. digelar. Hadir dalam acara tunggal nan istimewa tersebut, Ketua YPLP-PT PGRI Jawa Tengah, H. Sakbani, S.Pd., M.H., menyampaikan pesan mendalam penuh inspirasi, sarat dengan nilai-nilai keilmuan, keislaman, dan kearifan lokal.
Dalam sambutannya, H. Sakbani menyapa seluruh jajaran pimpinan PGRI Jawa Tengah, civitas akademika UPGRIS, pimpinan perguruan tinggi, serta tamu undangan dengan penuh hormat dan hangat. Ia secara khusus menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Senowarsito, yang dinilainya sebagai capaian luar biasa tidak hanya bagi pribadi yang dikukuhkan, tetapi juga bagi kemajuan institusi.
“Hari ini telah dijawab oleh beliau, Prof. Dr. Senowarsito, M.Pd., yang dikukuhkan sebagai Guru Besar. Dengan bertambahnya Guru Besar di Universitas PGRI Semarang, saya yakin beliau akan menjadi motivator bagi dosen lain, dan memberikan energi positif bagi kemajuan UPGRIS dan masyarakat luas,” ujar H. Sakbani.
Ia juga mengutip sebuah filosofi Islam yang menggambarkan makna ilmu sebagai fondasi kehidupan dunia dan akhirat:
“Man arâdaddunyâ fa ‘alaihi bil ‘ilm, wa man arâdal âkhirah fa ‘alaihi bil ‘ilm, wa man arâdahumâ fa ‘alaihi bil ‘ilm. Barang siapa yang menghendaki kebahagiaan dunia maka dengan ilmu, barang siapa menghendaki kebahagiaan akhirat maka dengan ilmu, dan jika menghendaki keduanya, juga dengan ilmu.”
Bagi H. Sakbani, pengukuhan Guru Besar bukanlah puncak perjalanan, melainkan awal dari pengabdian intelektual yang lebih luas. Ia berharap akan segera lahir lebih banyak lagi Guru Besar yang berkualitas dari UPGRIS.
“Semoga segera bermunculan Prof. Dr. Dr. Dr. Seno yang lain di Universitas PGRI Semarang ini, sebagai ilmuwan yang membanggakan,” harapnya, yang disambut tepuk tangan dari hadirin.
Dalam pidato yang penuh keteladanan itu, H. Sakbani juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga kepribadian sebagai intelektual yang rendah hati, bersahaja, dan tidak larut dalam pujian ataupun hinaan.
“Tetaplah menjadi diri yang santun, memiliki sifat qanaah. Orang bijak sering mengatakan, semakin tinggi ilmunya, semakin merasa bodoh. Jika kita masuk ke perpustakaan, berapa banyak buku yang belum sempat kita baca?”
Ia menambahkan, seorang pribadi unggul adalah mereka yang mampu menjaga ucapan dan perbuatan dengan baik. Ia menutup bagian tersebut dengan nasihat bijak:
“Dipuji atau dicaci sama saja, tidak ada pengaruh apa-apa. Disanjung tidak akan menjadi rembulan, dihina tidak akan menjadi sampah, dijemur tidak akan kering, direndam tak akan basah.”
Sebagai penutup, H. Sakbani menyisipkan sebuah pantun jenaka namun sarat makna:
“Ayu Tingting pergi ke Purworejo dengan kerabat, Informasi penting hari ini, Prof. Dr. Senowarsito sangat hebat!”
Pidato tersebut menjadi simbol harapan dan semangat baru bagi seluruh civitas akademika UPGRIS, bahwa keilmuan bukan hanya capaian akademik, tetapi juga tanggung jawab moral dan sosial. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video ucapan selamat dari Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah, Dr. Muhdi, S.H., M.Hum., selaku pembina YPLP-PT UPGRIS.
Dengan pengukuhan ini, Universitas PGRI Semarang semakin menegaskan posisinya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang tidak hanya unggul dalam prestasi akademik, tetapi juga kuat dalam membangun karakter dan budaya ilmu berbasis kearifan lokal serta nilai-nilai luhur bangsa.
0 Komentar