Pendidikan iklim menjadi salah satu isu global yang semakin mendapat perhatian dalam dunia pendidikan. Pada 2 Desember 2024, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengambil langkah besar dengan mengadakan Konferensi Internasional yang membahas peran guru dalam perjuangan keadilan iklim. Mega Novita, S.Si., M.Si., M.Nat. Sci., Ph.D., dalam pemaparannya di konferensi ini, menyoroti bagaimana PGRI berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran dan literasi iklim di kalangan pendidik serta peserta didik.
Dengan lebih dari 3,3 juta anggota di seluruh Indonesia, PGRI telah menunjukkan komitmen kuatnya dalam memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan. Konferensi ini menghadirkan berbagai pembicara dari berbagai negara, termasuk profesor dari universitas terkemuka, perwakilan UNESCO, hingga praktisi pendidikan dari berbagai latar belakang. Mega Novita menekankan bahwa isu perubahan iklim bukan hanya tentang lingkungan, tetapi juga berdampak pada kesehatan manusia, ketahanan pangan, dan kesejahteraan sosial.
Salah satu topik yang dibahas dalam konferensi ini adalah dampak perubahan iklim terhadap kelompok rentan. “Who is suffering in the case of climate change? Low-income communities, indigenous populations, countries in the Global South, and future generations,” ujar Mega Novita. Ia menyoroti bahwa masyarakat dengan keterbatasan akses terhadap sumber daya sering kali menjadi korban utama dari bencana lingkungan, mulai dari banjir, kebakaran hutan, hingga krisis air bersih.
Dalam konferensi ini, para peserta juga berdiskusi mengenai langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk menghadapi tantangan ini. Salah satu yang diusulkan adalah kebijakan perumahan berkelanjutan yang mendorong penggunaan material ramah lingkungan guna mengurangi jejak karbon. Selain itu, pentingnya akses terhadap layanan kesehatan yang lebih baik, termasuk pengelolaan air bersih dan udara sehat, juga menjadi sorotan utama.
Mega Novita menegaskan bahwa perubahan sistemik harus dilakukan untuk memastikan keadilan iklim. “Enhancing educators' capacity in climate education is crucial,” ujarnya. Ia percaya bahwa pendidik memiliki peran strategis dalam membentuk kesadaran generasi muda terhadap isu lingkungan. Oleh karena itu, konferensi ini juga menghasilkan rekomendasi kebijakan yang menekankan pentingnya integrasi pendidikan iklim ke dalam kurikulum nasional.
Dampak dari konferensi ini tidak hanya berhenti pada diskusi akademik. PGRI berencana untuk memperluas jaringan kolaborasi dengan berbagai organisasi internasional guna memperkuat advokasi terhadap pendidikan iklim. Selain itu, akan diadakan lebih banyak pelatihan dan seminar yang melibatkan guru serta pemangku kepentingan lainnya agar pemahaman tentang perubahan iklim semakin luas dan aplikatif di dalam kelas.
Konferensi Internasional 2024 ini menjadi momentum penting dalam upaya PGRI untuk menempatkan pendidikan iklim sebagai salah satu pilar utama dalam sistem pendidikan Indonesia. Dengan semangat kolaborasi dan komitmen terhadap keberlanjutan, para pendidik diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan dunia yang lebih hijau dan adil bagi semua.
#PendidikanIklim 🌱 #KeadilanIklim 🌍 #PGRIForSustainability #SaveOurPlanet #ClimateEducationMatters
0 Komentar