Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Langkah Nyata PGRI dalam Meningkatkan Literasi Iklim di Indonesia πŸŒΏπŸ“š

Pendidikan iklim bukan lagi sekadar wacana, tetapi menjadi kebutuhan mendesak dalam sistem pendidikan global, termasuk di Indonesia. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyadari pentingnya peran guru dalam membentuk generasi yang sadar lingkungan. Oleh karena itu, PGRI terus mengambil langkah nyata dalam meningkatkan literasi iklim bagi para pendidik, salah satunya melalui berbagai program pelatihan dan lokakarya.

Dalam paparan Mega Novita, S.Si., M.Si., M.Nat. Sci., Ph.D. pada forum E4 STD Climate Justice Series, ia menyoroti pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi para guru agar mereka dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan mengenai perubahan iklim dan keberlanjutan. “One-time workshop or one-time training is not enough. It should be a series,” ungkapnya dalam sesi presentasi.

PGRI telah mengembangkan berbagai program berbasis hybrid yang menggabungkan sesi daring dan luring untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Lokakarya ini tidak hanya memberikan pemahaman teoritis, tetapi juga mendorong praktik langsung dalam mengintegrasikan isu lingkungan ke dalam kurikulum sekolah. Dengan format seperti ini, para guru tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga agen perubahan di komunitas masing-masing.

Selain itu, PGRI juga aktif dalam membangun kesadaran siswa melalui kompetisi dan kampanye lingkungan. Salah satu inisiatif yang sedang dikembangkan adalah lomba poster dan video edukatif tentang perubahan iklim. Melalui pendekatan kreatif ini, diharapkan siswa tidak hanya memahami konsep perubahan iklim, tetapi juga memiliki keterlibatan emosional yang lebih kuat dalam menjaga kelestarian lingkungan. 

“Providing workshops and resources to enhance climate literacy in classrooms,” jelas Mega dalam paparannya, menegaskan bahwa guru harus memiliki sumber daya yang memadai untuk menanamkan pemahaman tentang keberlanjutan sejak dini.

Tantangan dalam mengintegrasikan pendidikan iklim ke dalam kurikulum memang tidak mudah. Mega Novita mengakui bahwa proses ini membutuhkan waktu dan strategi yang tepat. Namun, langkah awal yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti pembentukan Eco Club, gerakan penghijauan sekolah, serta program pengelolaan sampah berbasis komunitas. 

“Integrating climate change into the curriculum is a bit tough, so we can start with extracurricular activities,” ujar Mega.

Lebih jauh, PGRI juga memperluas kolaborasi dengan berbagai organisasi pendidikan di tingkat global. Salah satunya adalah kerja sama dengan Korean Teacher Association (KCTU) dalam berbagi praktik terbaik dalam pengajaran literasi iklim. Program ini diharapkan dapat memperkaya wawasan para pendidik di Indonesia tentang metode efektif dalam mengajarkan isu lingkungan kepada siswa.

Dengan strategi yang komprehensif, mulai dari peningkatan kapasitas guru hingga keterlibatan siswa dalam aksi nyata, PGRI menunjukkan komitmennya dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih berkelanjutan. Masa depan pendidikan iklim di Indonesia kini semakin menjanjikan, berkat upaya kolektif dari para pendidik yang peduli terhadap bumi. 🌏✨ 

#PendidikanIklim #GuruUntukBumi #PGRI #AksiNyata #SustainableEducation

Posting Komentar

0 Komentar