Jepara, 20 Maret 2025 – Konferensi Kabupaten Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jepara digelar sebagai forum tertinggi dalam organisasi profesi guru tingkat kabupaten. Acara yang berlangsung lima tahun sekali ini menjadi ajang evaluasi program kerja kepengurusan sebelumnya, penyusunan agenda pendidikan masa depan, serta pemilihan pengurus baru yang akan memimpin PGRI Jepara hingga tahun 2030.
Dalam konferensi ini, Dr. Muhdi, S.H., M.Hum., Ketua PGRI Jawa Tengah, menekankan bahwa konferensi bukan sekadar rutinitas organisasi, tetapi juga momentum strategis untuk menetapkan langkah-langkah konkret bagi dunia pendidikan di Jepara.
“Konferensi ini bukan hanya seremonial, tetapi kesempatan emas bagi kita semua untuk mengevaluasi apa yang telah dicapai, memperbaiki kekurangan, dan merancang strategi terbaik untuk lima tahun ke depan. Pemimpin baru yang terpilih harus mampu membawa organisasi ini ke arah yang lebih baik, lebih solid, dan semakin berdampak bagi pendidikan,” tegasnya.
Salah satu agenda utama dalam konferensi ini adalah evaluasi kepengurusan periode sebelumnya. Para pengurus PGRI Kabupaten Jepara menyampaikan laporan pertanggungjawaban mengenai capaian program kerja dalam lima tahun terakhir.
Menurut laporan, meskipun berbagai tantangan menghadang, termasuk dampak pandemi COVID-19 yang merenggut ratusan guru di Jawa Tengah, PGRI Jepara tetap menunjukkan ketahanan organisasi yang luar biasa. Solidaritas yang tinggi di antara anggota telah membantu mempertahankan berbagai program peningkatan kesejahteraan guru serta penguatan kualitas pendidikan.
“Keberlanjutan program harus tetap terjaga, terutama dalam upaya advokasi kesejahteraan guru. Tugas kita ke depan bukan hanya mempertahankan, tetapi juga memperkuat kebijakan yang berpihak pada guru dan meningkatkan mutu pendidikan,” ujar Dr. Muhdi.
Selain evaluasi, konferensi ini juga bertujuan untuk menyusun program kerja lima tahun ke depan. Fokus utama yang menjadi perhatian dalam perumusan program kerja kali ini adalah:
Peningkatan kesejahteraan guru, termasuk memperjuangkan kelancaran tunjangan profesi dan kepastian status guru honorer.
Penguatan peran guru dalam pendidikan karakter, terutama dalam menghadapi tantangan era digital dan transformasi pendidikan 5.0.
Memperkuat solidaritas dan advokasi kebijakan, agar suara guru semakin didengar dalam pengambilan kebijakan pendidikan.
Peningkatan kapasitas dan profesionalisme guru melalui berbagai pelatihan dan pengembangan kompetensi.
Dr. Muhdi mengingatkan bahwa PGRI harus tetap menjadi organisasi yang progresif dan adaptif terhadap perkembangan zaman. “Kita tidak boleh hanya bertahan di zona nyaman. PGRI harus berani berinovasi, beradaptasi dengan perubahan, dan menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan pendidikan yang lebih baik,” tambahnya.
Bagian penting dari konferensi ini adalah pemilihan pengurus baru yang akan memimpin PGRI Jepara untuk periode 2025-2030. Proses pemilihan dilakukan secara demokratis, dengan harapan bahwa kepemimpinan baru akan membawa semangat baru dalam perjuangan PGRI.
“Kepengurusan baru harus memiliki visi yang jelas, kepemimpinan yang kuat, dan komitmen tinggi dalam memperjuangkan hak-hak guru. Kita butuh pemimpin yang tidak hanya hadir saat acara seremonial, tetapi benar-benar bekerja untuk kesejahteraan dan profesionalisme guru,” tegas Dr. Muhdi dalam sambutannya.
PGRI Jepara telah membuktikan bahwa organisasi ini bukan hanya wadah aspirasi guru, tetapi juga mitra strategis pemerintah dalam memajukan pendidikan. Dengan kepengurusan yang baru dan program kerja yang terarah, diharapkan PGRI Jepara mampu semakin berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah.
Konferensi ini bukan hanya milik pengurus, tetapi juga semua guru yang ingin melihat perubahan nyata dalam dunia pendidikan. Mari terus dukung PGRI dengan aktif mengikuti program-programnya, memberikan masukan, serta berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kualitas guru dan pendidikan.
📌 Bersama PGRI, kita wujudkan pendidikan yang lebih maju dan bermartabat! 💡📚✨
0 Komentar