Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Integrasi AI dan Deep Learning : Meningkatkan Pemikiran Kritis dan Kreativitas Guru

Semarang, 13 Maret 2025 – Di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan, SmartEdu AI 2025 menghadirkan pembahasan mendalam mengenai pemanfaatan AI dan Deep Learning dalam pembelajaran. Acara ini diselenggarakan oleh Smart Learning and Character Center (SLCC) PGRI Jawa Tengah dengan menghadirkan Dr. Saptono Nugrohadi, M.Pd., M.Si. sebagai Ketua SLCC PGRI Jawa Tengah dan Kelik Yan Pradana, S.Pd., M.M. sebagai narasumber utama.

Dalam diskusi yang berlangsung, AI dipandang sebagai alat bantu untuk meningkatkan pemikiran kritis dan kreativitas siswa, bukan sekadar memberikan jawaban instan. Hal ini sejalan dengan tantangan pendidikan saat ini, di mana guru perlu menyesuaikan strategi pembelajaran dengan generasi digital yang semakin terbiasa dengan akses informasi cepat.

AI dan Deep Learning sebagai Pilar Pembelajaran Mendalam

Dalam paparannya, Kelik Yan Pradana menekankan pentingnya Deep Learning sebagai pendekatan yang lebih dari sekadar hafalan. Deep Learning menuntut siswa untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan menghubungkannya dengan dunia nyata.

"Kita perlu mengajarkan siswa bagaimana berpikir, bukan sekadar menghafal. Dengan AI, kita bisa mengembangkan metode pembelajaran yang lebih kontekstual dan bermakna," ujar Kelik.

Ia juga mengacu pada konsep 6C dalam Deep Learning yang dikembangkan oleh Michael Fullan, yaitu:

Critical Thinking (Bernalar kritis)
Communication (Komunikasi)
Creativity (Kreativitas)
Citizenship (Kewarganegaraan global)
Collaboration (Kolaborasi)
Character (Karakter)

Konsep ini sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka yang kini semakin ditekankan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Pemanfaatan AI dalam Pembuatan Modul Ajar

Dalam sesi interaktif, para peserta diajak untuk mengeksplorasi bagaimana AI dapat digunakan untuk membantu guru dalam membuat modul ajar. Salah satu teknik yang diperkenalkan adalah penggunaan ChatGPT, DeepSeek, dan Gemini untuk mencari ide pembelajaran, menyusun rencana ajar, serta menciptakan pertanyaan pemantik yang lebih kontekstual.

"AI ini bukan untuk menggantikan guru, tetapi untuk membantu guru berpikir lebih kritis dan inovatif. Dengan AI, kita bisa mendapatkan inspirasi, menyusun strategi pembelajaran, hingga mengevaluasi efektivitas materi yang diajarkan," jelas Kelik.

Menurutnya, penggunaan AI dalam pendidikan harus berlandaskan pada kerangka literasi AI, yaitu:

Understand – Memahami cara kerja AI dan bagaimana menggunakannya dengan etis
Evaluate – Menilai apakah informasi dari AI relevan dan valid
Use – Menggunakan AI untuk meningkatkan produktivitas, bukan sebagai alat instan

Tantangan dan Peluang Integrasi AI dalam Pendidikan

Salah satu tantangan utama dalam implementasi AI di sekolah adalah kesiapan tenaga pendidik dan kesenjangan digital. Dr. Saptono Nugrohadi menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi guru agar mereka dapat menggunakan AI secara optimal dalam pembelajaran.

"AI hanya akan efektif jika digunakan dengan bijak. Guru tetap harus memiliki sentuhan humanis dalam mengajar, karena pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga membangun karakter dan nilai-nilai moral," ungkapnya.

Selain itu, peserta pelatihan juga diajak untuk berbagi pengalaman mengenai penggunaan teknologi di kelas. Beberapa guru mengungkapkan bahwa mereka telah menggunakan platform seperti Canva, ChatGPT, dan Chromebook untuk meningkatkan interaksi dengan siswa.

"Siswa sekarang sudah terbiasa dengan teknologi. Kita sebagai guru harus mengikuti perkembangan ini agar mereka tetap tertarik dan terlibat dalam proses pembelajaran," kata salah satu peserta dari Banyumas.

Kesimpulan: AI sebagai Mitra Guru, Bukan Pengganti

Melalui diskusi ini, disimpulkan bahwa AI dapat menjadi alat yang kuat dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran, asalkan digunakan dengan strategi yang tepat. Guru tetap memiliki peran utama sebagai fasilitator, sementara AI menjadi mitra dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih kaya dan bermakna.

Dengan semakin berkembangnya teknologi, pendidikan di Indonesia diharapkan dapat lebih adaptif terhadap perubahan. Integrasi Deep Learning dan AI bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan untuk membentuk generasi yang lebih kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

🔍 Tetap ikuti perkembangan terbaru tentang AI dalam pendidikan hanya di SmartEdu AI 2025! 🚀📚

Posting Komentar

0 Komentar