Semarang, 13 Februari 2025 – SLCC PGRI Jawa Tengah menggelar talk show "NGOBR-US" (Ngobrol Update Seputar Pendidikan Bareng PGRI) dengan tema "Deep Learning". Acara ini disiarkan melalui Up Radio 98.5 FM dan menghadirkan Dr. Siswanto, M.Pd., dari SLCC PGRI Jawa Tengah sebagai narasumber utama.
Talk show yang dipandu oleh SLCC PGRi Jawa Tengah ini membahas bagaimana pendekatan Deep Learning dapat menjadi strategi baru dalam pembelajaran yang lebih bermakna, berbasis kesadaran, dan menyenangkan (Mindful, Meaningful, & Joyful Learning).
🎙️ Deep Learning: Bukan Kurikulum, Tapi Pendekatan Baru dalam Pembelajaran
Dalam diskusi yang berlangsung hangat, Dr. Siswanto meluruskan bahwa Deep Learning bukan kurikulum baru, melainkan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman mendalam, berpikir kritis, dan pembelajaran berbasis pengalaman.
"Deep Learning bukan kurikulum baru, tetapi sebuah pendekatan pembelajaran yang bertujuan menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global. Ini tentang bagaimana kita bisa mengembangkan bakat semua anak, bukan hanya beberapa yang unggul secara akademik," jelas Dr. Siswanto.
🌱 Dari Profil Pelajar Pancasila ke Profil Lulusan Berbasis Deep Learning
"Perubahan ini bertujuan untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat serta keterampilan abad ke-21," tambahnya.
🚀 Bagaimana Deep Learning Diterapkan di Sekolah?
"Belajar tidak lagi sekadar menghafal teori, tetapi bagaimana siswa bisa mengaitkan ilmu dengan kehidupan nyata. Misalnya, saat belajar tentang lingkungan, siswa diajak mengamati ekosistem di sekitar mereka atau mengelola sampah secara langsung," ujar Dr. Siswanto.
📢 Tantangan dan Harapan dalam Implementasi Deep Learning
"Guru perlu memahami konsep ini secara mendalam dan memiliki kreativitas dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa," tambah Dr. Siswanto.
📌 Ayo Bertransformasi dengan Deep Learning!
"Mari kita pelajari bersama, berdiskusi, dan menerapkan praktik baik dalam pembelajaran. Dengan kerja sama antara guru, sekolah, orang tua, dan masyarakat, kita bisa menghadirkan pendidikan yang lebih bermakna bagi anak-anak kita," pungkas Dr. Siswanto.
0 Komentar