Jakarta, 2 Desember 2024 – Dalam Seminar Internasional "Innovating Climate Education with Chemistry and Teacher Leadership for Justice" di Gedung Guru Jakarta, SLCC PGRI Jawa Tengah Dr. Mega Novita, M.Nat.Sc., Ph.D., menyampaikan urgensi pendidikan berbasis keadilan iklim. Seminar ini menjadi sorotan penting di tengah krisis global perubahan iklim yang terus meningkat.
Dalam pidatonya, Dr. Mega menjelaskan bagaimana perubahan iklim berdampak signifikan pada kehidupan manusia.
"Perubahan iklim tidak hanya isu ilmiah, tapi masalah sosial yang nyata. Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, menjadi pihak yang paling terdampak meskipun kontribusinya terhadap emisi jauh lebih kecil dibanding negara maju," tegasnya.
Kimia Hijau sebagai Solusi Inovatif
Dr. Mega menggarisbawahi peran penting kimia hijau dalam menghadapi perubahan iklim. Ia menjelaskan 12 prinsip kimia hijau yang fokus pada meminimalkan limbah, menggunakan sumber daya yang dapat diperbarui, serta mendesain bahan yang hemat energi dan tidak beracun.
"Kimia hijau memberikan solusi nyata untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan," tambahnya.
Keadilan Iklim untuk Generasi Mendatang
Lebih jauh, Dr. Mega memperkenalkan konsep climate justice atau keadilan iklim. Ia menjelaskan bahwa konsep ini menekankan pentingnya tanggung jawab global, terutama dari negara-negara maju, untuk mendukung negara-negara berkembang dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
"Pendidikan tentang keadilan iklim harus dimulai sejak dini, dengan melibatkan siswa untuk memahami bahwa perubahan iklim adalah masalah kemanusiaan yang membutuhkan solusi kolektif," ujarnya.
Peran Guru sebagai Pemimpin Transformasi
Dalam konteks pendidikan, Dr. Mega menegaskan bahwa guru memiliki peran sebagai pemimpin transformasi.
"Guru tidak hanya mengajarkan kurikulum, tetapi juga membangun kesadaran siswa untuk peduli terhadap lingkungan dan menjadi agen perubahan," katanya. Ia juga mendorong integrasi tema perubahan iklim dalam kurikulum sekolah, baik melalui proyek kimia berkelanjutan maupun pembelajaran interdisipliner.
Dampak Sosial Perubahan Iklim
Seminar ini juga menyoroti dampak sosial perubahan iklim, seperti meningkatnya kemiskinan, kerentanan komunitas berpenghasilan rendah, hingga ancaman kesehatan akibat kualitas udara buruk.
"Perubahan iklim memengaruhi semua aspek kehidupan. Ini adalah tantangan yang harus kita jawab bersama," kata Dr. Mega.
Kesimpulan dan Tindakan Nyata
Dr. Mega menutup sesi dengan mengajak para pendidik untuk menjadi inovator dalam pembelajaran, serta mendorong siswa untuk memahami perubahan iklim sebagai bagian dari realitas hidup mereka.
"Perubahan iklim adalah nyata, dan kita harus bertindak sekarang. Bersama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan," tutupnya.
Seminar ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, guru, dan mahasiswa dari berbagai negara. Melalui diskusi yang mendalam, acara ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pendidikan iklim yang berkeadilan di Indonesia dan dunia.
0 Komentar