Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ketua PB PGRI Tekankan Filosofi "Danau dan Bangau" dalam Peringatan HUT ke-79 PGRI

Semarang – Dalam puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) 2024, Ketua Pengurus Besar PGRI, Drs. R. Kadarmanta Baskara Aji, MM, menyampaikan pidato inspiratif yang menggugah semangat para guru. Acara yang berlangsung di Balairung Universitas PGRI Semarang, Sabtu (7/12), ini mengusung tema “Guru Bermutu, Indonesia Maju”, yang sekaligus menjadi refleksi atas dedikasi dan perjuangan guru di seluruh Indonesia.

Dalam pidatonya, Baskara Aji menyampaikan pentingnya peran guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing, agen perubahan, dan pendukung pembangunan bangsa. Ia memperkenalkan dua filosofi penting, yaitu “Jadilah Danau, Bukan Gelas” dan “Jadilah Bangau yang Solid,” yang menjadi pesan utama pidatonya.

Filosofi "Jadilah Danau, Bukan Gelas"

Baskara Aji memulai dengan sebuah cerita reflektif tentang seorang siswa yang menghadapi banyak masalah dalam hidupnya. Guru siswa tersebut menunjukkan bahwa air di dalam gelas akan terasa sangat asin ketika diberi dua sendok garam, tetapi garam dalam jumlah besar yang dilarutkan di danau tidak akan mengubah rasa airnya. Filosofi ini mengajarkan bahwa kapasitas diri yang besar mampu meredam masalah kecil yang datang.

“Jika kita hanya menjadi gelas, masalah kecil akan terasa sangat besar. Namun, jika kita menjadi danau, kita bisa menghadapi masalah tanpa terlalu terbebani,” jelas Baskara Aji. Ia menegaskan bahwa tugas guru adalah membimbing siswa untuk menjadi “danau” yang mampu menghadapi tantangan hidup dengan lapang dada dan solusi yang matang.

Filosofi ini, menurut Baskara Aji, juga berlaku untuk guru. Ia mengingatkan bahwa seorang guru harus memiliki kapasitas besar, baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual, untuk menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pembimbing generasi muda.

Filosofi "Jadilah Bangau yang Solid"

Dalam bagian kedua pidatonya, Baskara Aji membandingkan organisasi PGRI dengan kawanan burung bangau yang terbang dalam formasi. Bangau yang berada di depan memanfaatkan dorongan dari kepakan sayap bangau di belakangnya. Filosofi ini mencerminkan pentingnya solidaritas dan kerja sama dalam organisasi.

“Bangau yang lemah tidak pernah ditinggalkan sendirian. Selalu ada dua atau empat bangau yang menemani dan mendorongnya hingga kuat kembali. Begitu juga dengan PGRI, kita harus selalu mendukung teman-teman guru yang menghadapi tantangan, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi,” katanya.

Filosofi ini diperkuat dengan contoh nyata bahwa PGRI terus menjadi pendamping guru yang menghadapi permasalahan hukum atau tantangan dalam profesi. Solidaritas antaranggota menjadi kunci bagi organisasi untuk terus berjalan dengan kokoh dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam memajukan pendidikan.

Sinergi dengan Pemerintah

Baskara Aji juga menekankan pentingnya sinergi antara PGRI dan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Ia mengapresiasi berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung kesejahteraan guru, termasuk percepatan sertifikasi pendidik dan komitmen pengangkatan tenaga honorer menjadi ASN pada 2025. Namun, ia juga mengingatkan bahwa PGRI tetap harus menjadi mitra yang kritis demi memastikan kebijakan tersebut berjalan dengan baik.

“Kita tidak boleh hanya menjadi pengikut, tetapi juga harus kritis dan memberikan masukan demi kemajuan pendidikan. PGRI adalah mitra pemerintah yang selalu mengedepankan pendidikan berkualitas dan berkeadilan,” tegasnya.

Selain itu, Baskara Aji menyinggung pentingnya pendidikan prasekolah sebagai bagian dari wajib belajar 13 tahun. Ia meminta para guru, khususnya guru TK, untuk mempersiapkan diri menyambut kebijakan ini agar pendidikan usia dini mendapatkan perhatian yang lebih baik.

Apresiasi untuk PGRI Jawa Tengah

Dalam pidatonya, Baskara Aji juga memberikan apresiasi tinggi kepada PGRI Jawa Tengah yang dianggapnya sebagai panutan bagi PGRI di seluruh Indonesia. Ia menyebut bahwa solidaritas yang terjalin di antara pengurus dan anggota PGRI Jawa Tengah menjadi contoh nyata bagaimana organisasi dapat berjalan dengan baik.

“PGRI Jawa Tengah telah menunjukkan bahwa dengan kerja sama dan solidaritas, kita bisa mencapai banyak hal. Ini adalah teladan bagi seluruh PGRI di Indonesia,” katanya.

Ajak Guru untuk Terus Berinovasi

Baskara Aji mengakhiri pidatonya dengan mengajak para guru untuk terus berinovasi dalam mendidik siswa dan memajukan pendidikan. Ia mengingatkan bahwa guru adalah agen utama dalam menciptakan generasi penerus yang berkarakter, kompeten, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

“Sebagai guru, kita harus menjadi teladan dan inspirasi bagi siswa. Jadilah guru yang terus belajar, berkembang, dan beradaptasi dengan perubahan zaman,” pungkasnya.

Hidup Guru, Hidup PGRI

Pidato tersebut diakhiri dengan pekikan semangat “Hidup Guru, Hidup PGRI, Solidaritas Yes!” yang disambut tepuk tangan meriah oleh para peserta. Momen ini menegaskan bahwa perjuangan guru tidak hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang membangun bangsa yang bermutu dan berdaya saing.

Puncak peringatan HUT ke-79 PGRI ini dihadiri oleh ribuan guru dari seluruh Jawa Tengah, para pemangku kepentingan pendidikan, serta pejabat pemerintah. Acara ini menjadi bukti nyata dedikasi dan komitmen PGRI untuk terus memperjuangkan hak dan kesejahteraan guru di Indonesia.

Posting Komentar

0 Komentar