Guru memiliki peran yang tak tergantikan dalam membentuk fondasi keindonesiaan. Sejak awal abad ke-20, para guru telah menjadi pilar utama dalam membangun ide tentang Indonesia modern. Mereka tidak hanya menjadi pendidik dalam ruang kelas, tetapi juga pelopor dalam perjuangan antikolonial, memupuk semangat nasionalisme, dan merancang fondasi kebangsaan yang kita nikmati hingga saat ini.
Seperti yang diungkapkan oleh Prof. Unifah Rosidi, M.Pd., Ketua Umum PB PGRI, “Guru adalah pembentuk ideologi bangsa, penjaga nilai-nilai keindonesiaan, dan garda terdepan dalam membangun generasi penerus.”
Guru sebagai Pilar Indonesia Modern
Pada awal abad ke-20, ketika penjajahan Belanda masih mencengkeram Nusantara, pendidikan menjadi alat penting untuk melawan kolonialisme. Para guru saat itu tidak hanya mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga menanamkan rasa cinta tanah air. Mereka menggunakan pelajaran di kelas untuk memperkenalkan gagasan tentang kebebasan, persatuan, dan identitas nasional. Tanpa kiprah para guru, kemungkinan besar ide tentang “Indonesia” sebagai satu bangsa tidak akan berkembang seperti sekarang.
Prof. Unifah menegaskan bahwa guru adalah agen perubahan sejak zaman kolonial hingga era modern. “Saat ini, tantangan guru adalah mempertahankan nilai-nilai keindonesiaan di tengah derasnya globalisasi dan perubahan sosial,” ujarnya. Dalam konteks modern, guru tetap menjadi pemersatu, memastikan bahwa setiap siswa dari berbagai latar belakang budaya dan agama merasa menjadi bagian dari Indonesia.
Guru dan Perjuangan Antikolonial
Pada masa penjajahan, banyak guru yang menjadi tokoh pergerakan nasional. Mereka tidak hanya mencerdaskan anak bangsa, tetapi juga memimpin organisasi-organisasi yang menuntut kemerdekaan. Guru seperti Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa, yang menanamkan nilai kebebasan berpikir dan bertindak di kalangan pemuda. Dalam ruang kelas maupun di luar, para guru mengobarkan semangat antikolonial yang membara di hati generasi muda.
Dalam era modern, guru menghadapi tantangan yang berbeda namun sama pentingnya: menjaga integritas nasional dalam menghadapi ancaman disintegrasi, radikalisme, dan polarisasi sosial. Prof. Unifah mengingatkan bahwa “Guru adalah penjaga moral bangsa. Mereka harus memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila, toleransi, dan gotong royong tetap hidup di tengah perubahan zaman.”
Menyongsong Masa Depan Keindonesiaan
Keberlanjutan keindonesiaan sangat bergantung pada peran guru saat ini. Dengan dunia yang semakin global dan digital, guru dituntut untuk terus beradaptasi tanpa kehilangan jati diri sebagai penjaga nilai-nilai keindonesiaan. Pendidikan karakter menjadi fokus utama, memastikan bahwa generasi muda tidak hanya pintar secara akademis tetapi juga memiliki integritas moral yang kuat.
Sebagai penutup, peran guru dalam pembentukan keindonesiaan adalah fondasi yang harus terus diperkuat.
“Guru bukan hanya pendidik, tetapi juga pemimpin, inovator, dan penjaga masa depan bangsa,” kata Prof. Unifah.
Kita semua, sebagai bagian dari masyarakat, memiliki tanggung jawab untuk mendukung guru dalam menjalankan peran mulia ini.
Dengan menghargai jasa dan perjuangan mereka, kita tidak hanya menghormati masa lalu, tetapi juga menjamin masa depan Indonesia yang lebih cerah.
0 Komentar