Semarang, November 2024 – Dalam pelatihan bertema Digitalisasi Sekolah dan Growth With Empowerment (GWE) yang diselenggarakan SLCC PGRI Jawa Tengah, Dr. Saptono Nugrohadi, M.Pd., M.Si., menyampaikan pidato inspiratif yang membahas pendekatan inovatif pembelajaran abad ke-21. Bertempat di SLCC PGRI Jateng, pelatihan ini dihadiri oleh ratusan guru dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
Dr. Saptono menegaskan bahwa konsep pembelajaran berbasis Deep Learning bukanlah kurikulum baru, melainkan sebuah pendekatan belajar yang mengedepankan esensi "Mindful, Meaningful, dan Joyful". Pendekatan ini dirancang untuk menciptakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dan relevan dengan tantangan zaman.
"Mindful" – Berpikir Kritis dan Toleransi dalam Keberagaman
Menurut Dr. Saptono, aspek mindful bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan toleransi. Pembelajaran berbasis keberagaman ini, terutama dalam pelajaran agama, menekankan pentingnya siswa memiliki pandangan terbuka dan sikap saling menghormati perbedaan keyakinan.
“Guru perlu membimbing siswa untuk memahami berbagai perspektif agar siap bekerja sama dalam keberagaman,” ujar Dr. Saptono.
"Meaningful" – Pembelajaran Kontekstual yang Relevan
Dr. Saptono juga menyoroti pentingnya pembelajaran yang bermakna (meaningful), di mana siswa diajak untuk memahami bagaimana materi yang mereka pelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita perlu memastikan bahwa apa yang siswa pelajari dapat menjadi bekal untuk masa depan mereka,” imbuhnya.
"Joyful" – Suasana Kelas yang Menyenangkan
Aspek terakhir yang menjadi perhatian adalah joyful, yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tanpa tekanan. Ia mencontohkan konsep PAIKEM Gembrot (Pembelajaran Aktif, Interaktif, Komunikatif, Edukatif, Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot) sebagai model pembelajaran yang relevan.
Digitalisasi dan Growth Mindset
Pelatihan ini juga menyoroti peran teknologi dalam menunjang pendekatan Deep Learning. Dr. Saptono mencontohkan cara mencari referensi akademik melalui Google Scholar untuk memperkaya pembelajaran berbasis data ilmiah. Ia mengingatkan pentingnya guru memiliki growth mindset untuk terus berkembang sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Selain itu, Dr. Saptono mengajak peserta untuk bersiap menghadapi kebijakan kurikulum terintegrasi yang akan menghubungkan pendidikan formal dengan nonformal. Contohnya adalah kolaborasi antara sekolah dengan tempat ibadah seperti masjid dan musala, yang bertujuan menanamkan nilai-nilai spiritual kepada siswa.
Antusiasme Guru dan Harapan Ke Depan
Pelatihan ini mendapat sambutan hangat dari para peserta. Banyak guru yang terinspirasi untuk mengimplementasikan pendekatan mindful, meaningful, dan joyful dalam pembelajaran mereka. Dr. Saptono mengakhiri pidatonya dengan mengingatkan bahwa Deep Learning bukanlah sesuatu yang baru, tetapi sebuah cara untuk memperkuat pendidikan yang lebih manusiawi dan relevan.
*"Guru adalah pembelajar sepanjang hayat. Kita harus siap menghadapi segala perubahan kebijakan untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik bagi siswa kita,” pungkasnya.
Dengan konsep ini, para guru diajak untuk terus berinovasi dan mengadaptasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa di era digitalisasi. SLCC PGRI Jawa Tengah berhasil menghadirkan semangat baru dalam mendukung pendidikan yang adaptif dan progresif.
#DigitalisasiSekolah 📱 #MindfulLearning 🧠#MeaningfulEducation 🎓 #JoyfulClassroom 😊 #DeepLearning 🔑 #SLCCPGRI #GuruInovatif 💡 #GrowthWithEmpowerment 💪 #PGRIJawaTengah
0 Komentar