Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mengatasi Kendala Teknis dan Psikologis Siswa: Peran Guru dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Dr. Katarina Herawanti, S.Pd., M.Pd., berbagi pandangan mendalam tentang cara mengatasi kendala teknis dan psikologis siswa dalam dunia pendidikan. Diskusi ini diadakan dalam program "Ngobras" yang dipandu oleh Santi Rosalia, menyoroti bagaimana guru dapat mendukung anak-anak dengan kondisi psikologis yang berbeda dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkembang sesuai dengan bakat dan potensi masing-masing.

Dalam diskusi tersebut, Dr. Katarina menekankan pentingnya memahami bahwa setiap siswa memiliki kondisi psikologis yang unik. “Setiap anak itu memiliki kondisi dan kemampuan yang berbeda. Tugas seorang guru adalah mencermati dan memahami kondisi tersebut dengan jeli,” ujarnya. Hal ini menuntut guru untuk tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga memperhatikan kondisi emosional dan psikologis siswa.

Dr. Katarina menjelaskan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah kunci untuk mengatasi kendala ini. “Dengan pembelajaran berdiferensiasi, kita memberikan ruang kepada anak dengan berbagai kondisi untuk berkembang,” katanya. Ini berarti guru harus menciptakan strategi pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa. Misalnya, dengan memberikan tugas yang berbeda sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing siswa.

Guru juga harus mampu memberikan stimulus yang tepat untuk membantu siswa mengembangkan bakat dan minat mereka. “Fungsi dari seorang guru adalah memberikan stimulus bagaimana dia bisa memunculkan bakat, minat, potensi yang dimiliki,” tambah Dr. Katarina. Kejelian dalam mencermati capaian pembelajaran anak sangat penting agar guru dapat memberikan dukungan yang tepat sesuai dengan kebutuhan setiap siswa.

Kolaborasi antar siswa juga menjadi bagian penting dalam pembelajaran berdiferensiasi. Dr. Katarina menekankan bahwa dengan kolaborasi, anak-anak dapat belajar satu sama lain dan saling membantu. “Anak yang mungkin berada pada kondisi yang kurang baik akan terdorong untuk bisa melakukan yang terbaik dengan adanya kolaborasi,” jelasnya. Ini menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung, di mana setiap anak merasa dihargai dan didukung.


Namun, tantangan ini bukan hanya tanggung jawab guru saja. Dr. Katarina menegaskan pentingnya dukungan dari orang tua dan masyarakat. “Sinergi antara guru, orang tua, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi kendala ini,” katanya. Dengan dukungan yang kuat dari semua pihak, siswa dapat merasa lebih termotivasi dan memiliki lingkungan yang kondusif untuk belajar dan berkembang.

Dalam konteks ini, guru juga perlu terus belajar dan mengembangkan diri. Mereka harus selalu mencari cara baru untuk mendukung siswa dengan kondisi psikologis yang berbeda dan menghadapi kendala teknis dalam pembelajaran. “Guru harus memiliki banyak skill kemampuan yang memang harus disiapkan sejak dini,” tegas Dr. Katarina.

Penjelasan Dr. Katarina Herawati memberikan pandangan yang sangat penting tentang bagaimana mengatasi kendala teknis dan psikologis siswa melalui pembelajaran berdiferensiasi. Ini bukan hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang mendukung dan membimbing setiap anak untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Dengan pendekatan yang inklusif dan berfokus pada kebutuhan individu, kita dapat membantu setiap siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar. Mari kita dukung para guru dalam upaya mereka menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memberikan ruang bagi setiap anak untuk berkembang sesuai dengan bakat dan potensi mereka. Bersama-sama, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan inklusif untuk semua anak.

Posting Komentar

0 Komentar