SEMARANG — Para guru honorer di wilayah Jawa Tengah menghadapi sejumlah tantangan pahit dalam perjalanannya, yang tak hanya melibatkan upaya lolos seleksi ASN P3K, tetapi juga kesulitan menghadapi penempatan ulang karena kedatangan guru baru.
Diskusi mengenai hal ini menjadi sorotan dalam acara Audiensi Forum Komunikasi Guru Tidak Tercapai (FKGTT) dengan PGRI Provinsi Jateng, yang berlangsung di Gedung Guru PGRI Jateng pada Jumat, 4 Agustus 2023.
Eko Sunaryo, Koordinator FKGTT, mengungkapkan keprihatinannya terkait kebijakan penempatan ulang guru honorer.
"Kami ada yang digeser karena kedatangan guru ASN P3K baru. Padahal sudah ada aturan guru induk dilarang digeser. Bila tidak mau digeser akan di'nol-jam," ujarnya.
Eko juga menyoroti perubahan dinamika seleksi ASN P3K yang semula dimaksudkan untuk memperjuangkan hak-hak guru honorer, namun kini terlihat melebar dan kompleks. Pengikutannya hingga memungkinkan partisipasi guru swasta dalam seleksi telah menambah beban bagi guru honorer.
"Seleksi tahun 2023 hanya membuka 1500 formasi dari total kekurangan 6 ribu guru. Ini jauh dari harapan kami. Kami meminta dukungan PGRI Jateng untuk memperjuangkan hak kami," tambah Eko Sunaryo.
Komitmen PGRI
Dr. Muhdi, Ketua PGRI Jateng, dengan tegas menunjukkan komitmennya untuk mendukung penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi guru dan dunia pendidikan. Namun, ia juga menegaskan bahwa PGRI Jateng sendiri tidak memiliki kewenangan untuk membuat keputusan final terkait masalah ini.
“Keputusan akhir bukanlah di tangan kami. Namun, kami akan terus mengamati perkembangan situasi dan bekerja sama dengan pihak terkait. Semoga solusi yang baik bisa ditemukan segera," ungkap Dr. Muhdi.
Tidak hanya Dr. Muhdi, tetapi juga beberapa tokoh penting dalam dunia pendidikan turut hadir dalam acara tersebut. Drs. B Sarju Maheri, Wakil Ketua PGRI Jateng, Drs. Adi Prasetyo SH MPd, Wakil Sekretaris PGRI Jateng, dan Dr. H Sapto Budoyo SH MH, serta Dr. Agus Wismanto, Ketua Biro Kominfo PGRI Jateng, hadir untuk menyimak aspirasi dan masalah yang dihadapi oleh guru honorer.
Para peserta audiensi berharap bahwa tindakan konkret dan solusi yang berkelanjutan dapat ditemukan untuk memperjuangkan hak-hak mereka serta memastikan keadilan dalam penempatan ulang guru honorer. Situasi ini menyoroti perlunya perhatian serius terhadap kondisi dan kebutuhan para pendidik yang menjalani keseharian mereka dengan tekun demi masa depan pendidikan yang lebih baik. #FKGTT #PGRIJateng #Pendidikan #GuruHonorer #TantanganPendidikan
0 Komentar