Semarang - Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menjadi tantangan serius bagi keberlanjutan kehidupan di bumi. Profesor Rhenald Kasali mengingatkan bahwa meskipun ukuran planet bumi tidak bertambah besar, jumlah penduduknya terus bertambah besar.
Dalam sebuah pertemuan di Semarang, Prof Rhenald Kasali menyampaikan bahwa saat ini penduduk bumi telah mencapai 8,1 miliar. Dengan pertumbuhan yang semakin pesat, sumber daya alam yang relatif tetap harus mencukupi kebutuhan hidup semua penduduk di permukaan bumi.
"Hari ini penduduk bumi sudah 8,1 miliar, bumi bukan tambah besar, tapi (permukaan) buminya mengecil. Yang tambah luas padang pasir. Lautan air bertambah luas sehingga beberapa bagian dari Jakarta sudah tenggelam. Bahkan, Maladewa diproyeksikan akan menghilang karena es terus mencair, dan suhu terus mengalami kenaikan," jelas Prof Rhenald Kasali.
Dengan keterbatasan sumber daya alam, manusia dituntut untuk berinovasi dan mencari solusi cerdas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perguruan tinggi memiliki peran besar dalam menemukan terobosan-terobosan baru untuk mengubah cara berpikir lulusan-lulusannya agar dapat tetap survive di masa depan.
Kehidupan saat ini telah berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Perubahan iklim, hilangnya habitat alami, dan perusakan lingkungan telah mengubah kondisi bumi. Tanaman dan hewan-hewan pun mengalami perubahan yang signifikan. Padi, jagung, dan berbagai tanaman hasil riset sebelumnya kini menghadapi tantangan baru.
"Buminya semakin panas, bakterinya semakin banyak, situasinya berubah, serangga-serangganya sudah tidak dimakan oleh predator. Hari ini Anda menanam jagung, jagungnya tidak manis lagi dan Anda pun harus berebut dengan lalat karena sudah tidak ada lagi predator pemakan lalat," ungkap Prof Rhenald Kasali.
Hilangnya predator-predator alami menjadi akibat dari tindakan manusia. Kebutuhan akan lahan untuk pembangunan kota, pembukaan lahan pertanian, dan pembabatan hutan menyebabkan hilangnya habitat alami para predator. Manusia seharusnya sadar bahwa kehidupan di bumi tidak akan bertahan bila alam rusak.
Salah satu contoh yang menggambarkan potensi obat bagi Virus HIV/AIDS adalah penemuan sejenis bakteri di hutan Kalimantan. Bakteri tersebut dapat menjadi predator bagi bakteri lain dan diharapkan bisa menjadi obat untuk penyakit tersebut. Namun, pembakaran hutan menyebabkan pohon tempat hidup bakteri tersebut lenyap, menunda penemuan obat potensial tersebut.
Tantangan masa depan membutuhkan kesadaran dan tindakan bersama. Pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat harus bersatu untuk mencari solusi yang cerdas dan berkelanjutan. Inovasi dan keberlanjutan adalah kunci untuk menjaga bumi agar tetap nyaman dihuni oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
Melalui inovasi, kolaborasi, dan kesadaran bersama, kita dapat menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan layak untuk generasi mendatang. Bumi mungkin tidak bertambah besar, tapi kita dapat menjadi lebih bijaksana dalam mengelola sumber daya alam dan menjaga keseimbangan alam semesta. 🌍💡 #TantanganMasaDepan #KesadaranBersama #BumiBerkelanjutan
0 Komentar