KARANGANYAR – Sri Wiyanto SPd, Ketua PGRI Karanganyar, mengenang kenangan tak terlupakan dalam perjuangan di depan Gedung DPR RI. Saat itu, bersama Bapak Muhdi—yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris PGRI Jateng—mereka berhadapan-hadapan dengan pasukan kepolisian. Dalam gesekan tersebut, terjadi peristiwa "gebug-gebugan".
"Sing digebugi cuma saya, Pak Muhdi tidak," ujar Sri Wiyanto disambut tawa para audiens dalam acara Sosialisasi Perjuangan Organisasi dan Daspen PGRI Jateng di Kabupaten Karanganyar.
Perjuangan yang dilakukan oleh PGRI Karanganyar dan PGRI Jateng tidak sia-sia. Tunjangan profesi yang belum pernah direalisasikan pemerintah akhirnya berhasil dicairkan berkat perjuangan-perjuangan organisasi yang luar biasa.
"Kami berjuang mati-matian untuk guru P3K. Kabupaten Karanganyar pada periode pertama berhasil meloloskan 1260 guru ASN P3K. Dan ini terus bertambah lagi. Hari Senin kemarin sudah keluar lagi SK sebanyak 500-an guru ASN P3K," tambahnya.
Kepala Dinas Pendidikan Karanganyar, Yopi Eko Jati Wibowo SSos MM, menyatakan siap untuk mendengarkan keluhan, kritik, dan masukan dari para guru. Ia mengajak PGRI Kabupaten Karanganyar untuk bekerja sama dalam menuntaskan masalah-masalah pendidikan dan guru di wilayah tersebut.
Mari bersama-sama dukung perjuangan para guru dalam menciptakan kemajuan pendidikan di Karanganyar dan Jawa Tengah! 🏛️💪🗣️ #PGRIKaranganyar #PerjuanganGuru #TunjanganProfesi #KenanganTakTerlupakan
0 Komentar