BLORA, Senin (3/4) - Ramadhan adalah bulan suci yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Di Indonesia, perayaan Ramadhan juga dipenuhi dengan berbagai tradisi dan budaya lokal yang memperkaya pengalaman dalam beribadah. Salah satu daerah yang memiliki tradisi Ramadhan yang khas adalah Blora, sebuah kabupaten di Jawa Tengah.
Ramadan di Blora bukan sekadar ibadah, namun juga sebuah perayaan yang melibatkan tradisi dan budaya lokal. Selain melaksanakan ibadah puasa dan salat tarawih di masjid-masjid, masyarakat Blora juga mempraktikkan ajaran Samin yang menjadi ciri khas budaya lokal mereka.
Ajaran Samin adalah sebuah gerakan keagamaan yang berasal dari Jawa Tengah pada abad ke-19. Ajaran ini mengajarkan tentang pentingnya kebersamaan, keseimbangan alam, dan kebebasan dalam beribadah. Dalam perayaan Ramadhan di Blora, ajaran Samin menjadi salah satu aspek yang membuat perayaan ini semakin beragam dan dinamis.
Selain ajaran Samin, perayaan Ramadhan di Blora juga diwarnai dengan tradisi luasan bentuk ruahan. Tradisi ini melibatkan kegiatan bersih-bersih dan ziarah ke makam leluhur sebelum bulan Ramadan dimulai. Di beberapa desa di Blora, tradisi ini masih dilakukan dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lain.
Salah satu desa di Blora yang memiliki tradisi ziarah kubur yang unik adalah Desa Ketilem. Di desa ini, masyarakatnya berbondong-bondong melakukan ziarah kubur secara berjamaah setiap hari di bulan Ramadhan. Selain itu, di akhir Ramadan juga dilakukan khotmil Quran dan tradisi unggahan unggas yang menjadi bagian dari kegiatan ngabuburit.
"Ramadan di Blora bukan sekadar ibadah, namun juga sebuah perayaan yang melibatkan tradisi dan budaya lokal. Dengan mengikuti ajaran Samin, kita dapat merasakan keberagaman dan dinamika dalam perayaan Ramadan di Blora." jelas Sintong Joko Kusworo, S.Pd Ketua PGRI Kabupaten Blora.
Perayaan Ramadhan di Blora juga memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat. Di beberapa daerah di Blora, para pelaku UMKM melakukan Bahasa Ramadhan untuk meningkatkan perekonomian di wilayah mereka. Selain itu, di Blora juga diadakan bazar Ramadhan yang menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman khas daerah.
Namun, meski perayaan Ramadhan di Blora begitu kaya dan beragam, para pengunjung harus tetap hati-hati saat berkendara karena jalanan menuju Blora masih belum semuanya layak. Selain itu, para pengunjung juga dapat menggunakan transportasi kereta api yang melayani rute Semarang-Cepu dan turun di Stasiun Cepu. Merayakan Ramadan di Blora adalah pengalaman yang tak terlupakan.
Dr. Saptono Nugrohadi, M.Pd., M.Si., selaku ketua panitia bincang Ramadhan bareng PGRI Jawa Tengah menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah upaya untuk memeriahkan bulan Ramadhan melalui talkshow yang berisi kegiatan berbagi, tradisi agama seperti khotmil Quran, Tarawih, Qiyamul Lail, dan Istighosah, serta memperkenalkan kuliner khas bulan Ramadhan dan tempat wisata di Jawa Tengah.@Sapt
#RamadanDiBlora #AjaranSamin #TradisiLuasanBentukRuahan
0 Komentar