KENDAL – Untuk menjadi sukses tidak harus menjadi siswa yang paling pintar di sekolah. Sebab pintar tidak selalu menjamin orang menjadi sukses. Bahkan, banyak anak-anak pintar pada kemudian hari malah kalah sukses dengan anak yang biasa-biasa saja saat sekolah.
Fakta menarik tersebut disampaikan oleh Ketua PGRI Jawa Tengah, Dr Muhdi, saat menyampaikan materi “Penguatan Profil Pelajar Pancasila bagi Siswa SMA/SMK” di Aula Gedung Guru PGRI Kabupaten Kendal, Sabtu 28 Januari 2023.
“Yang tidak pinter matematika. Yang tidak pinter kimia. Yang tidak pinter biologi sekalipun. Belum tentu kalian tidak sukses. Tapi bila kalian tidak mau belajar dan tidak mau bersekolah, kalian pasti akan langsung dapat dipastikan, sulit akan sukses,” tutur Dr Muhdi.
Belajar dan bersekolah, lanjut Dr Muhdi, merupakan syarat yang sudah menjadi standar minimal untuk bisa bertarung dalam dunia kerja. Untuk meraih profesi apapun, posisi apapun, semuanya kini mensyaratkan jenjang pendidikan tertentu, maka bila ingin sukses mau tidak mau harus bersekolah.
“Saya ini anak dari desa. Orang tua saya buta huruf. Tapi beliau sadar pentingnya sekolah. Karena itulah saya disekolahkan sampai sarjana. Dan karena sekolah pula saya dapat meraih semua ini. Coba bila saya tidak sekolah, mungkin saya masih macul di kampung halaman saya,” tutur Dr Muhdi.
Dr Muhdi juga menyampaikan, bahwa di manapun sekolahnya, di desa maupun di kota, di sekolah negeri maupun sekolah swasta, semua memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang maupun sukses. Tak selalu harus paling pintar, karena ternyata kepintaran hanya menyumbang 15 persen dari kesuksesan seseorang.
“Kepintaran hanya terjadi karena ilmu dan teknologi terus berkembang. Orang yang paling pandai saat ini, bila dia tak mau terus belajar, beberapa tahun ke depan kepandaiannya mungkin sudah tidak terpakai lagi. Inilah kenapa kepandaian hanya sedikit berpengaruh pada kesuksesan seseorang,” tutur Dr Muhdi.
Yang paling besar menentukan kesuksesan seseorang, lanjut Dr Muhdi, justru karakter-karakter positif yang tertanam dalam dirinya seperti pekerja keras, ulet, inovatiif, komunikatif, dan sebagainya. Karakter-karakter positif tersebut merupakan karakter-karakter yang kini dikatakan sebagai Profil Pelajar Pancasila.
“Inilah kenapa pemerintah merancang Profil Pelajar Pancasila, karena kesuksesan sangatlah ditentukan karakter-karekter positif seperti ini. Orang pinter banyak, tapi yang memiliki karakter postifi tidaklah banyak, ” tandas Dr Muhdi.
0 Komentar