Sukses tidaknya transformasi Indonesia menjadi negara besar di masa mendatang ditentukan oleh orang-orang terdidik. Sepanjang sejarah, orang-orang terdidiklah yang membawa perubahan bagi Indonesia.
Uraian tersebut disampaikan Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah, Dr Muhdi, dalam acara Pembinaan Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan PGRI se-Kota Semarang, yang digelar di Ruang Seminar Lantai 6 Menara Kampus IV Universitas PGRI Semarang, Sabtu 17 Desember 2022.
“Ketika dijajah dulu, mana sempat terlintas dalam pikiran orang-orang tua kalau kita akan merdeka. Yang bisa mikir merdeka itu ya Soekarno, Hatta, dan orang-orang terdidik lainnya. Merekalah bisa berpikir tentang kemerdekaan karena terdidik,” tutur Dr Muhdi.
Lebih lanjut, Dr Muhdi menuturkan, generasi-generasi terdidik ini pula yang bisa menginisiasi terjadinya sumpah pemuda. Mereka berkumpul di Jakarta dari seluruh Indonesia. Mereka melintasi hutan-hutan, menyeberangi samudera, dan melewati segala tantangan yang tidak bisa dibandingkan dengan kondisi saat ini.
“Itu hebatnya generasi terdidik pada masa itu. Kalau masa sekarang, saya menugasi asesor ke tempat terpencil saja pada mengeluh. Waduh, Pak, untuk sampai wilayah ini saya harus dua kali naik pesawat, naik perahu, dan naik bus berjam-jam. Butuh dua hari untuk sampai,” tutur Dr Muhdi disambut tawa peserta yang hadir.
Berbagai fakta inilah, lanjut Dr Muhdi, bangsa ini perlu membangun kesadaran bersama bahwa yang bisa menjadi pemungkin akan kemajuan Indonesia adalah pendidikan. Sedangkan sosok yang bisa sebagai pemasti bagi kemajuan itu adalah guru. Guru adalah pemasti bagi tercapainya Indonesia emas pada tahun 2045.
“Tidak ada jalan lain. Bila ingin menjadi negara besar pada tahun 2045, sebagaimana bonus demografi yang akan kita miliki, bangsa ini harus benar-benar fokus pada sektor pendidikan. Harus memperhatikan bagaimana tranformasi pendidikan dan memperhatikan kehidupan pendidiknya,” tutur Dr Muhdi.
Sementara itu, Ketua PGRI Kota Semarang, Dr Nur Khoiri, menyampaikan bahwa tantangan sekolah-sekolah PGRI saat ini adalah prestasi. Oleh karena itulah, Dr Nur Khoiri meminta supaya sekolah-sekolah PGRI terus bersinergi dan saling bekerja sama untuk sama-sama berprestasi.
“Saya ulangi sekali lagi, tantangan sekolah-sekolah PGRI saat ini adalah prestasi. Mari kita saling bahu-membahu, saling menguatkan, saling belajar, yang tidak tahu tanya, yang sudah tahu harus mau memberi tahu, sehingga kita bisa sama-sama tumbuh dan berkembang,” tutur Dr Nur Khoiri.
Lebih lanjut Dr Nur Khoiri menyampaikan, PGRI Kota Semarang merupakan PGRI dengan sumber daya komplit. Ada banyak pakar pendidikan menjadi anggotanya. Ada profesor, doktor, dan ada banyak dosen yang bisa dimintai pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan sekolah.
“Dengan sumber daya seperti ini, kami berharap sekolah-sekolah PGRI di Kota Semarang bisa berkembang secara maksimal. Tidak ada alasan lagi untuk tidak bisa. Kita semua memiliki pakar-pakarnya,” tutur Dr Nur Khoiri.
Sedangkan Ketua YPLP PGRI Cabang Kota Semarang, Mukhlis MPd, menyampaikan bahwa peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah seluruh kepala sekolah, guru, dan karyawan PGRI mulai jenjang TK-SMA/Sederajat sebanyak 357 orang. Mukhlis berharap dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini, sekolah-sekolah di bawah PGRI Kota Semarang ke depannya akan jauh lebih hebat lagi.
0 Komentar