Dari Konferensi Kerja Tahun Kedua Masa Bakti XXII PGRI Kab.Magelang
Magelang, Minggu (7/8)-Kominfo PGRI Jateng. Giat Konferensi kerja terus bergulir, bertempat di Ruang Joedodibroto Kantor Bapas 69, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Magelang menyelenggarakan Konferensi Kerja Tahun Kedua masa bakti XXII pada Minggu (7/8).
Ketua PGRI Provinsi Jawa Tengah Dr Muhdi SH MHum dalam sambutannya berharap agar konferensi kerja dapat menghasilkan program yang berfokus untuk memulyakan dan membantu kesulitan guru. Dr Muhdi juga mengungkapkan, tujuan PGRI semenjak kelahirannya selalu menorehkan sejarah untuk memulyakan dan membantu kesulitan guru. Diceritakan bagaimana peran PGRI dalam memperjuangkan UUGD untuk menjadikan Guru berstatus profesi hingga perjuangan PGRI mengenai sertifikasi agar guru memperoleh tunjangan profesi.
"Kini guru mendapatkan tunjangan satu kali gaji pokok," tandas Dr Muhdi.
Dr Muhdi juga menjelaskan hanya PGRI di provinsi Jawa Tengah yang memberikan bantuan dana setelah guru purna tugas. "Cuma PGRI Jawa Tengah yang memiliki Dana Setiakawan Guru. Melalui Dana Setiakawan Guru inilah dana iuran anggota dikelola sebagai bekal menjelang pensiun", ungkap Dr Muhdi.
PGRI Jawa Tengah menaruh perhatian dengan guru yang memasuki Masa Persiapan Pensiun. "PGRI Jawa Tengah melatih guru menjadi pengusaha. Pelatihan ini gratis bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM, jelas Dr Muhdi.
Tak lupa, PGRI juga turut berperan pada guru yang masih aktif mengajar. PGRI mendorong setiap guru dapat menggerakkan lingkungannya.
"Tolong pastikan semuanya menjadi guru penggerak. Yang belum bergerak, bisa digerakkan," tandas Dr Muhdi.
Dr. Muhdi juga menekankan agar setiap guru memahami implementasi kurikulum merdeka. Yang belum paham dapat diajak untuk mengikuti pelatihan melalui anak lembaga.
"Anak lembaga SLCC dan APKS sebagai garda terdepan di Kabupaten Magelang untuk menggerakkan guru dan memberikan pemahaman akan Kurikulum Merdeka," pungkas Dr Muhdi.
Sementara itu, Susno, S.Pd., M.Pd. dalam sambutannya menjelaskan bahwa guru anggota PGRI merupakan stakeholder di sekolahnya masing-masing.
"Guru sebagai penyempurna pendidikan perlu belajar kembali tentang Kurikulum. Kurikulum Merdeka merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya," jelas Susno.
Susno juga mengajak setiap cabang untuk mensosialisasikan pelaksanaan kurikulum merdeka. Sosialisasi ini sebgai bentuk perhatian kepada anggota. Terutama dalam membantu guru.
"PGRI merupakan mitra strategis Disdikbud Kabupaten Magelang. Maka PGRI dapat menjalin kerjasama dengan dinas terkait," kata Susno.
Sebelum membuka kegiatan, Azis Amin Mujahidin, M.Pd., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang mengakui PGRI merupakan mitra yang strategis.
"PGRI dan Disdikbud memiliki tugas sama dalam membangun pendidikan di Kabupaten Magelang," jelas Azis.
Azis Amin Mujahidin memberikan saran jika materi konferensi tidak hanya membahas peningkatan kompetensi profesional. Sebab tidak ada tiga kompetensi guru lain yang perlu juga untuk diasah.
"Guru tidak hanya pintar membuat RPP tok. Namun kompetensi sikap perlu juga disentuh," kata Azis Amin Mujahidin.
Azis Amin Mujahidin juga menyarankan untuk mengembangkan kemampuan softskill dan hardskill.
"Tidak hanya menjadi guru yang populis. Tapi guru bisa menjaga nyala api dengan menjadi guru yang inspiratif," tegas Azis Amin Mujahidin.
Kegiatan ini dibuka secara simbolis dengan pemukulan Gong oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang. Pemukulan Gong disertai oleh perwakilan Bank Bapas 69, pengurus PGRI Jawa Tengah, pengurus pleno PGRI Kabupaten, dan disaksikan pengurus cabang PGRI se-Kabupaten Magelang. (Huda/Wis)
0 Komentar