Kominfo PGRI Jateng. Komitmen Pengurus PGRI Jateng pada upaya perjuangan demi terpenuhinya hak-hak guru sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan. Salah satunya adalah mendorong dan mendesak pemerintah untuk mencukupi kebutuhan guru. Demikian diungkapkan Wakil Ketua PGRI Jateng, Dr Bunyamin, M.Pd usai memberikan arahan kepada peserta simulasi seleksi P3K tahap II di SLCC gedung PGRI Jateng, Rabu (24/11).
Diungkapkan oleh Bunyamin, kekurangan guru di sekolah-sekolah negeri saat ini masih cukup banyak, Dan kekurangan itu selama ini diisi oleh para guru honor yang hak-haknya belum terpenuhi dengan baik. Karena itu PGRI berharap melalui seleksi atau rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) bagi guru honorer, kebutuhan guru bisa segera dicukupi.
"Kami berharap banyak, untuk seleksi P3K tahap II ini, kekurangan guru bisa segera dicukupi tahun ini melalui koordinasi masing-masing pemda/pemprov.Dengan begitu pelayanan pendidikan akan lebih optimal," kata Bunyamin.
Dijelaskan, bahwa sebelumnya, pada bulan Oktober lalu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), secara resmi- mengumumkan 173.329 guru honorer lulus ujian seleksi tahap pertama guru P3K.
Dikatakan oleh Bunyamin, angka tersebut dinilai masih jauh dari yang diharapkan PGRI Jateng. Bunyamin yang pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang ini menegaskan, pendidikan merupakan kebutuhan masyarakat dan menjadi urusan wajib dan dasar pertama yang harus dilayani pemerintah.
"Kebutuhan guru itu urgen dan penting untuk dicukupi. Karena itu kami mendorong agar kebutuhan guru segera dipenuhi melalui seleksi P3K yang saat ini dilakukan pemerintah. Dengan demikian, keberadaan guru diakui dan mendapatkan penghargaan yang pantas sebagai pegawai," ungkapnya.
Bunyamin juga mengatakan, rasio kebutuhan guru dengan kuota di masing-masing daerah belum semuanya sama atau sesuai. Ditegaskan oleh Bunyamin, peran guru itu tidak tergantikan meskipun pada era serba teknologi seperti saat ini.
"Pendidikan ini berbicara urusan orang hidup. Walaupun ada teknologi, peran guru tidak tergantikan. Para guru berperan mendampingi kepribadian anak didik, supaya bertanggung jawab dan mengerti kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap masyarakat, bangsa dan negara," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Biro Pengembangan Profesi PGRI Jateng, yang juga Ketua APKS PGRI Jateng, Agung Purwoko MPd menyatakan, melalui kegiatan simulasi ini pihaknya memberikan pendampingan kepada para guru honorer yang akan mengikuti seleksi P3K. Salah satunya dengan memfasilitasi mereka mengikuti simulasi tes dan serangkaian kegiatan pelatihan. Pada seleksi tahap II ini, PGRI Jateng memberikan pendampingan kepada 10.091 peserta.
"Ini bagian dari kepedulian kami terhadap guru-guru honorer. Secara psikologi, mereka perlu dibantu agar percaya diri. Kami memberikan kekuatan mental, dan yang terpenting kami siap secara kompetensi, baik teknis, manajerial maupun sosiokultural," sebutnya.(pur/wis)
0 Komentar